Kamis, Maret 05, 2009
Minggu, Februari 15, 2009
Jogjakarta, 03 Feb '09
Senin, Desember 08, 2008
mengganti tempat
seperti biasa, saya selalu menulis puisi di specialforus.multiply.com. Namun, mungkin ada beberapa kesalahan sehingga membuat saya tidak bisa menulis di situ untuk sementara.
Sedangkan waktu akan terus berjalan, dan saya tidak lagi mempunyai kesempatan menulis sampai akhir januari. jadi, lebih baik saya tulis disini dulu, baru saya pindahkan ketika saya kembali dari peraduan.
-Biru-
laut dan langit
biru
suatu warna ter-arah bagi dunia
-Riphat
"Dingin pagi ini, dengan sunyi tanpa alasan ingin bersama ku. Susu coklat hangat memaksa, terlintas hati untuk kembali. Suatu ruang kerja yang selalu ku cinta"
-Penantian untuk bara api-
sebuah korek, ku ambil
mencoba ku gesek dengan terampil
kunyalakan api kecil
dengan niat, akan membesar dalam beberapa saat
namun
tak kunjung, melintas
berlinang, tidak berubah
terlalu, gemuruh angin menerpa
kupelihara, dengan sabar ku memutar dasar jiwa yang kasar
proses, memakan waktu
menanti terus menanti, berharap api terus menyala, tidak mati
menanti terus menanti, berharap tidak ada parasit menggali
menanti terus menanti, menanti lagi lagi menanti
api, titik terang. Mencuat dan terus merangsang
sahabat, sekarang hanya bara yang ku jaga.
Angin menuju Bandung dari Jakarta membawanya terbang
menghilang
bara api, kisah ini akan terkenang, sayang.
- Riphat
*untuk dia, tentang kita. ketika di penjara, menunggu masa. Catatan awal untuk melakukan eksplorasi kepada dunia.
-Terka-
sepertinya langit mengantuk
bergiliran semakin sayu
termenung aku, kerikil berbisik
terka, bagaimana dia mencairkan darah yang mulai membeku
terka, bagaimana dia menghentikan langkah jantung ku
terka, bagaimana dia membangun istana pasir kitu
sepertinya waktu berlari meninggalkan aku yang lelah
aku mencoba bergegas, namun apa daya
hanya keresahan yang menyemangati hati
gelinding bola itu pun terlihat sangat terburu-buru
memang warna putih itu mulai memudar
butiran-butiran nasi pun juga terbujuk
mereka mulai membusuk
ingin rasanya mencuci noda di kemeja itu
mencoba merasakan lagi bahwa tidak ada salahnya memakai lagi
memang tidak ada lagi lemari kosong yang dapat ku pakai?
terlihat manis puding yang ter pampang di rumah makan seberang
setelah berhasil mengumpulkan uang untuk membeli,
kecut.
terka, bagaimana aku membuka lacinya
terka, bagaimana aku menghabiskan air digelas kuning cerah, tanpa meminumnya
terka, terka, dan terka
terka, kata beralasan untuk meminta
-Riphat
-sudut, titik terbalik dan berharap-
adakah aku di sudut hati?
lagi ku tanya, adakah aku di sudut hati?
neon yang menyala, terpaksa dia
apakah?
terbawa bila, memutar dunia
hasrat bersua, waktu tak kunjung tiba
air meluap, aku dan kau terhadap
bencana bagi ku, biasa bagi mu
senja itu menuai daram ku cinta
genderang menabuh, terpukau aku
nafas terbuang, semakin larut
balut saja luka hati di sudut
lambat laun menjadi menahun
berserakan daun-daun
berulah, terjamak sudah
duhai adik, abang berbisik
sedang asik semua, tak ada
serangga mengusik, mereka berbalik
setiap garis yang ku tarik diatas kertas putih dalam sudut memelas
kapsul surat terbawa ombak di laut
terdampar hanya di hati suatu sudut
titik terang, terkarang bukan
selimut ku bercerita, cahaya nurani, cahaya abadi. Titik di sudut itu berlari, dari itu maka ku tanya.
Lagi dan terus terulang.
Adakah aku di sudut hati?
Nama ku setidaknya?
Bagaimana?
Kau tau mengapa aku memaksa?
Karena dirimu tertera di sudut hati
kau memulai cerita hidupku di dalam sebuah titik terpelihara di sudut
semakin banyak terlihat kerut
cinta ku abadi tanpa raut
-Riphat
"mendengar apa yang tidak kau katakan, melihat apa yang kau sembunyikan, dan menikmati cinta sudah pernah kau berikan"
-kembali-
Terpaku aku menyendiri, melihatnya samar. Geliat masa lalu kembali tersadar, rasa sesal kembali tercuat mekar. Angin siang menegur renungku, setelah memahami aku menyapa. Terdengar tawa syeikh itu tanpa sadar. Menyelinap kedalam aliran sempit menuju otak. Tawa demi tawa di telusurinya sejenak. Gugur pohon berbaris dan tersenyum. Lika-liku embun pagi tersirat kembali di hati.
Dengan santun, kembali ia mengetuk jendela tempat biasa aku memandang dunia.
Kembali ku melihat dirinya
renyah terdengar suaranya
gelagat tawa empuk dan tatapan mata terpuja.
Dia sosok sempurna ku. Termenung aku memikirkan nya, kembali. Terukir lagi kisah sempurna kami. Terkenang lagi, berharap kembali. Kenangan kisah sempurna membuatku lupa untuk mengedipkan mata. Habis kata-kata ku mengungkap kisah ini.
inilah cerita lama, kembali terjadi.
Semoga dia mengerti bahwa aku ingin dia kembali, membiarkan dunia tahu, kita (pernah dan akan selalu) bersama.
Karena terkunci sudah, aku dengannya.
-Riphat
"untuk ****** *****. Kau akan terkenang selalu. ingin aku mengulang kembali kisah kasih kita. Tapi yang sudah terjadi biar saja terjadi. Teringat ketika kau mengenalkan aku dengan apa itu cinta, hangatnya kasih sayang, dan bersihnya sebuah cinta putih. Maafkan atas segala rasa salah, keluh kesah, dan gelisah yang pernah aku adu kan. Semoga kita dapat bertemu kembali, karena kau adalah cinta abadi (ku) 150305"
-sa(ya)ng-
"untuk kicau burung yang seharusnya menemani setiap pagi ku. Teh hangat, udara segar, siap memulai hari"
Tidak ada alasan untuk diam, hasrat untuk bicara teredam.
Sudah saja ingatan yang kelam.
Terima kasih adik ku sayang,
engkau akan selalu terkenang,
kutemukan sebuah titik terang.
Sampai jumpa untuk sekarang,
kita akan bersua, temui aku
setelah aku selesai bertualang,
kita pasti bertemu sayang.
-Riphat
Sedangkan waktu akan terus berjalan, dan saya tidak lagi mempunyai kesempatan menulis sampai akhir januari. jadi, lebih baik saya tulis disini dulu, baru saya pindahkan ketika saya kembali dari peraduan.
-Biru-
laut dan langit
biru
suatu warna ter-arah bagi dunia
-Riphat
"Dingin pagi ini, dengan sunyi tanpa alasan ingin bersama ku. Susu coklat hangat memaksa, terlintas hati untuk kembali. Suatu ruang kerja yang selalu ku cinta"
-Penantian untuk bara api-
sebuah korek, ku ambil
mencoba ku gesek dengan terampil
kunyalakan api kecil
dengan niat, akan membesar dalam beberapa saat
namun
tak kunjung, melintas
berlinang, tidak berubah
terlalu, gemuruh angin menerpa
kupelihara, dengan sabar ku memutar dasar jiwa yang kasar
proses, memakan waktu
menanti terus menanti, berharap api terus menyala, tidak mati
menanti terus menanti, berharap tidak ada parasit menggali
menanti terus menanti, menanti lagi lagi menanti
api, titik terang. Mencuat dan terus merangsang
sahabat, sekarang hanya bara yang ku jaga.
Angin menuju Bandung dari Jakarta membawanya terbang
menghilang
bara api, kisah ini akan terkenang, sayang.
- Riphat
*untuk dia, tentang kita. ketika di penjara, menunggu masa. Catatan awal untuk melakukan eksplorasi kepada dunia.
-Terka-
sepertinya langit mengantuk
bergiliran semakin sayu
termenung aku, kerikil berbisik
terka, bagaimana dia mencairkan darah yang mulai membeku
terka, bagaimana dia menghentikan langkah jantung ku
terka, bagaimana dia membangun istana pasir kitu
sepertinya waktu berlari meninggalkan aku yang lelah
aku mencoba bergegas, namun apa daya
hanya keresahan yang menyemangati hati
gelinding bola itu pun terlihat sangat terburu-buru
memang warna putih itu mulai memudar
butiran-butiran nasi pun juga terbujuk
mereka mulai membusuk
ingin rasanya mencuci noda di kemeja itu
mencoba merasakan lagi bahwa tidak ada salahnya memakai lagi
memang tidak ada lagi lemari kosong yang dapat ku pakai?
terlihat manis puding yang ter pampang di rumah makan seberang
setelah berhasil mengumpulkan uang untuk membeli,
kecut.
terka, bagaimana aku membuka lacinya
terka, bagaimana aku menghabiskan air digelas kuning cerah, tanpa meminumnya
terka, terka, dan terka
terka, kata beralasan untuk meminta
-Riphat
-sudut, titik terbalik dan berharap-
adakah aku di sudut hati?
lagi ku tanya, adakah aku di sudut hati?
neon yang menyala, terpaksa dia
apakah?
terbawa bila, memutar dunia
hasrat bersua, waktu tak kunjung tiba
air meluap, aku dan kau terhadap
bencana bagi ku, biasa bagi mu
senja itu menuai daram ku cinta
genderang menabuh, terpukau aku
nafas terbuang, semakin larut
balut saja luka hati di sudut
lambat laun menjadi menahun
berserakan daun-daun
berulah, terjamak sudah
duhai adik, abang berbisik
sedang asik semua, tak ada
serangga mengusik, mereka berbalik
setiap garis yang ku tarik diatas kertas putih dalam sudut memelas
kapsul surat terbawa ombak di laut
terdampar hanya di hati suatu sudut
titik terang, terkarang bukan
selimut ku bercerita, cahaya nurani, cahaya abadi. Titik di sudut itu berlari, dari itu maka ku tanya.
Lagi dan terus terulang.
Adakah aku di sudut hati?
Nama ku setidaknya?
Bagaimana?
Kau tau mengapa aku memaksa?
Karena dirimu tertera di sudut hati
kau memulai cerita hidupku di dalam sebuah titik terpelihara di sudut
semakin banyak terlihat kerut
cinta ku abadi tanpa raut
-Riphat
"mendengar apa yang tidak kau katakan, melihat apa yang kau sembunyikan, dan menikmati cinta sudah pernah kau berikan"
-kembali-
Terpaku aku menyendiri, melihatnya samar. Geliat masa lalu kembali tersadar, rasa sesal kembali tercuat mekar. Angin siang menegur renungku, setelah memahami aku menyapa. Terdengar tawa syeikh itu tanpa sadar. Menyelinap kedalam aliran sempit menuju otak. Tawa demi tawa di telusurinya sejenak. Gugur pohon berbaris dan tersenyum. Lika-liku embun pagi tersirat kembali di hati.
Dengan santun, kembali ia mengetuk jendela tempat biasa aku memandang dunia.
Kembali ku melihat dirinya
renyah terdengar suaranya
gelagat tawa empuk dan tatapan mata terpuja.
Dia sosok sempurna ku. Termenung aku memikirkan nya, kembali. Terukir lagi kisah sempurna kami. Terkenang lagi, berharap kembali. Kenangan kisah sempurna membuatku lupa untuk mengedipkan mata. Habis kata-kata ku mengungkap kisah ini.
inilah cerita lama, kembali terjadi.
Semoga dia mengerti bahwa aku ingin dia kembali, membiarkan dunia tahu, kita (pernah dan akan selalu) bersama.
Karena terkunci sudah, aku dengannya.
-Riphat
"untuk ****** *****. Kau akan terkenang selalu. ingin aku mengulang kembali kisah kasih kita. Tapi yang sudah terjadi biar saja terjadi. Teringat ketika kau mengenalkan aku dengan apa itu cinta, hangatnya kasih sayang, dan bersihnya sebuah cinta putih. Maafkan atas segala rasa salah, keluh kesah, dan gelisah yang pernah aku adu kan. Semoga kita dapat bertemu kembali, karena kau adalah cinta abadi (ku) 150305"
-sa(ya)ng-
"untuk kicau burung yang seharusnya menemani setiap pagi ku. Teh hangat, udara segar, siap memulai hari"
Tidak ada alasan untuk diam, hasrat untuk bicara teredam.
Sudah saja ingatan yang kelam.
Terima kasih adik ku sayang,
engkau akan selalu terkenang,
kutemukan sebuah titik terang.
Sampai jumpa untuk sekarang,
kita akan bersua, temui aku
setelah aku selesai bertualang,
kita pasti bertemu sayang.
-Riphat
Sabtu, Desember 06, 2008
tempat menoreh keluh kesah
saya mempunyai suatu lubang tempat dimana saya menoreh rasa gelisah. saya akan mempublikasi kan nya, di pertemuan selanjutnya. tunggu saja ya.
Riphat
Riphat
Senin, November 17, 2008
perjalanan panjang penantian sebuah impian
semenjak saya mulai belajar lagi, bertemu teman baru, dan lingkungan baru, tidak ada kata apapun yang dapat menuliskan kegembiraan saya waktu itu. memang masa yang indah.
cinta, benci, tikungan antar teman dekat, muka dua, salah paham, perkelahian dan apapun itu, positif ataupun negatif, semuanya menyenangkan.
memang kadang saat kita melewatinya, banyak sekali hal-hal yang kita hadapi dengan sangat tidak dewasa. tapi, itu pun menyenangkan. hidup ini hanya sekali, gunakan sebaik mungkin, karena kita tidak yakin bisa menikmati hari-hari di dunia selanjutnya seperti kita menikmati di dunia ini.
banyak cobaan menimpa saya. saya tidak sadar akan semua cobaan yan diberikan Allah hanya karena saya tidak mengikuti perintahNya.
namun, saya hanya mengabaikannya. salah besar. sedih sekali. haha.
kawan, seperti hari semakin larut, sekarang jarum jam sudah menunjukan pukul 00.20, which is means i have to finish this. haha. oke deh, kita akan berjumpa lain waktu, mungkin agak lama. Karena saya minggu depan sudah masuk boarding school yang menurut saya sangat memegang teguh prinsip tradisional. sampai2 tidak ada hape dan hanya boleh menggunakan internet dalam waktu yang sangat singkat sekali. haha. sekolah yang aneh.
baiklah kawan, sampai jumpa di lain waktu.
cinta, benci, tikungan antar teman dekat, muka dua, salah paham, perkelahian dan apapun itu, positif ataupun negatif, semuanya menyenangkan.
memang kadang saat kita melewatinya, banyak sekali hal-hal yang kita hadapi dengan sangat tidak dewasa. tapi, itu pun menyenangkan. hidup ini hanya sekali, gunakan sebaik mungkin, karena kita tidak yakin bisa menikmati hari-hari di dunia selanjutnya seperti kita menikmati di dunia ini.
banyak cobaan menimpa saya. saya tidak sadar akan semua cobaan yan diberikan Allah hanya karena saya tidak mengikuti perintahNya.
namun, saya hanya mengabaikannya. salah besar. sedih sekali. haha.
kawan, seperti hari semakin larut, sekarang jarum jam sudah menunjukan pukul 00.20, which is means i have to finish this. haha. oke deh, kita akan berjumpa lain waktu, mungkin agak lama. Karena saya minggu depan sudah masuk boarding school yang menurut saya sangat memegang teguh prinsip tradisional. sampai2 tidak ada hape dan hanya boleh menggunakan internet dalam waktu yang sangat singkat sekali. haha. sekolah yang aneh.
baiklah kawan, sampai jumpa di lain waktu.
Senin, November 10, 2008
hari pahlawan
hari pahlawan menurut saya adalah suatu hari yang sangat sakral dan penting. kenapa? karena itu adalah hari dimana kita bisa merasakan apa yang sudah pahlawan2 kita lakukan dan berikan dengan setulus hati.
sudah terlalu banyak warga yang tidak peduli akan apa yang sudah pahlawan perbuat. paling tidak, saya mohon, di peringati saja sudah cukup membuat mereka, dan saya salah satu keturunan dari pejuang '45 itu.
Dalam hal ini, saya mau cerita sedikit, semenjak ibu meninggal, ayah berjuang sendiri, kadang apa yang sudah beliau lakukan dengan sepenuh hati dan tulus malah membuat anak2 nya jengkel dan kesal. memang tidak pantas beliau menerima atau menyayangi manusia seperti saya yang hanya bisa membuat susah saja. tapi, beliau sangat senang katanya.
Saya sangat terharu dengan semua yang sudah beliau perbuat, Alm. ibu pasti bangga dan senang, hanya aku yang akan membuat Alm. ibu kecewa adapun bersedih. maafkan anak durhaka mu ini ibu, ade sagat mencintai ibu. untuk ayah tercinta, saya persembahkan puisi untuk beliau. inti dari pahlawan. karena beliau adalah pahlawan bagi kami, anak2 nya. bapak, sukses yah.
untuk melihat puisinya, buka *specialforus.multiply.com*
sudah terlalu banyak warga yang tidak peduli akan apa yang sudah pahlawan perbuat. paling tidak, saya mohon, di peringati saja sudah cukup membuat mereka, dan saya salah satu keturunan dari pejuang '45 itu.
Dalam hal ini, saya mau cerita sedikit, semenjak ibu meninggal, ayah berjuang sendiri, kadang apa yang sudah beliau lakukan dengan sepenuh hati dan tulus malah membuat anak2 nya jengkel dan kesal. memang tidak pantas beliau menerima atau menyayangi manusia seperti saya yang hanya bisa membuat susah saja. tapi, beliau sangat senang katanya.
Saya sangat terharu dengan semua yang sudah beliau perbuat, Alm. ibu pasti bangga dan senang, hanya aku yang akan membuat Alm. ibu kecewa adapun bersedih. maafkan anak durhaka mu ini ibu, ade sagat mencintai ibu. untuk ayah tercinta, saya persembahkan puisi untuk beliau. inti dari pahlawan. karena beliau adalah pahlawan bagi kami, anak2 nya. bapak, sukses yah.
untuk melihat puisinya, buka *specialforus.multiply.com*
Senin, Oktober 20, 2008
dia cerita
pagi ini (01.49 am) aku sangat senang. sampai-sampai aku bingung cara melampiaskannya. memang tidak mudah melewati malam tadi hingga datangnya detik ini. intinya, dia cerita. apapun itu, hanya aku dan dia yang tau, dan mereka mengerti. kalian pasti bingung. apapun bujukan kalian, tetap, ini akan menjadi rahasia dan kebanggaan (kegembiraan tak terhingga) tersendiri.
.cinta.
.cinta.
Langganan:
Postingan (Atom)