Sabtu, Oktober 04, 2008

mengingatnya

Ibu,
tidak kulihat kau dipagi yang cerah ini. meraba sekitar, tidak ada tanda-tanda kehadiranmu.
menengok kebelakang, kumelihat keceriaan mu. Tapi samar kulihat keceriaan itu di depanku.
Ibu, kau melangkah terlalu jauh, hingga mataku terlalu buram untuk mengira itu dirimu. Hingga aku tidak dapat menggandeng tangan mu, hingga tangan ini sukar untuk memelukmu. Hingga teriak panggilku hanya seperti desir pasir. Hingga tak ada harapan untuk berbisik, "ibu, saya sangat mencintaimu".

Ibu,
Biarlah tetes airmata ku ini menjadi samudra dan dapet membawa ku berlayar untuk menemui mu. Namun, bukankah surga itu diatas langit ketujuh?
Apa daya ku ibu, seorang manusia yang hidup penuh rekayasa, manusia penuh bualan.

Ibu,
temui aku bila waktu mengizinkan.

-Riphat

1 komentar:

Rayhan Sudrajat mengatakan...

fat, love you.
puisinya bagus sekali. :)